Kamis, 29 Desember 2016

SISTEM REPRODUKSI TERKAIT MEKANISME LAKTASI


SISTEM REPRODUKSI TERKAIT MEKANISME LAKTASI

1. SIKLUS MENSTRUASI DAN KEHAMILAN

Menstruasi      siklus haid

Mulai terjadi pada awal pubertas sekitar 11-15 tahun. Dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, Estrogen dan progesteron. Yang terdiri dari 4 fase :
Fase Menstruasi
Dikendalikan oleh estrogen dan progesteron pada lima hari pertama, kedua hormon tersebut berkurang secara drastis sehingga menyeebabkan sel telur terlepas dari dinding uterus (endometrium uterus). Lepasnya sel telur menyebabkan endometrium sobek sehingga dindingnya menjadi tipis.
Pra- Ovulasi
Hormon yang berperan adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel folikel untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Akibatnya, endometrium kembali menebal.
Fase-Ovulasi
Tingginya kadar estrogen menyebabkan terlambatnya produksi hormon oleh hifofisis sehingga produksi FSH terhambat. Terhambatnya produksi ini justru memicu dihasilkannya LH yang menyebabkan lepasnya sel telur dari folikel. Lepasnya sel telur dinamakan ovulasi yang biasa terjadi 2 minggu setelah menstruasi. Folikel akan mengerut dan berubah menjadi korpus luteum.
Fase Pasca-Ovulasi
Masa antara fase ovulasi dan menstruasi berikutnya sehingga fase ini terjadi pada hari ke-15 (1 hari setelah ovulasi) sampai hari ke-28 saat menstruasi tiba. Pada fase ini LH akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Jika terjadi pembuahan, korpus luteum akan luruh dan berubah menjadi korpus albikans. Akibatnya, kadar estrogen dan progesteron menurun. Hal ini mengakibatkan produksi FSH dan LH meningkat hingga siklus akan kembali ke fase menstruasi.



Kehamilan        siklus hamil

Dimulai dari pembuahan (fertilisasi) yang menghasilkan zigot (zn) yang dihasilkan mengalami beberapa kali pembelahan smabil menuju ke arah rahim hingga tahap morula akan terus bergerak dan membelah sampai terbentuk rongga (blastosul) dan embrio tertanam di dinding uterus (implantasi) pada minggu kedua tersebut.
Minggu ketiga, blastula akan berkembang membentuk 3 lapisan, lapisan luar (ektoderm) lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm) disebut glanula.
Minggu keempat sampai ke minggu ke delapan, terjadi pembentukan organ (organogenesis) dari ketiga lapisan.

siklus kehamilan
Lapisan luar (ektoderm) akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung.
Lapisan tengah (mesoderm) akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, dan kelamin.
Lapisan dalam (endoderm) akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
Minggu ke sembilan, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tulang yang pesat. Masa ini disebut masa janin/masa fetus.
fase hamil

Embrio yang terbenam dalam uterus menyebabkan kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus memproduksi estrogen. Hormon ini akan merangsang pembentukan LH yang akan menyebabkan korpus luteum membentuk progesteron. E dan P memelihara janin. Selama progesteron dibentuk, menstruasi tidak terjadi.
Pada masa kehamilan 3-4 bulan, korpus luteum mengalami kemunduran sekresi progesteron dan estrogen diganti oleh plasenta yang akan menutupi sebagian besar uterus. Embrio menerima makanan dan oksigen serta mengeluarkan bahan-bahan buangan CO2 melaui plasenta. Plasenta juga akan menghasilkan hormon relaksin yang berfungsi untuk memperlentur simfisis pulis dan organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran.


Kelahiran          proses lahiran 

Pada tahap ini hormon yang berpengaruh adalah relaksin, oksitosin, estrogen, dan prostaglandin. Dua hormon pertama berfungsi untuk kontraksi uterus. Oksitosin berfungsi merangsang dilepasnya hormon proklaktin yang berpengaruh terhadap kelenjar air susu. Dua hormon terakhir berfungsi mengurangi pengaruh hormon progesteron yang dapat menghambat kontraksi uterus.



Embrio diseliputi 3 lapisan :
Amnion, berisi cairan yang berfungsi melindungi embrio dari benturan.
Khorion, merupakan bagian dari plasenta yang merupakan tempat pertukaran zat-zat antara embrio dan ibu. Khorion dan endometrium akan membentuk plasenta.
Alantois, merupakan membran yang mengandung pembuluh darah penghubung embrio dan ibu.kelahiran bayi
Pada saat kelahiran, amnion pecah dan cairan isinya keluar. Kontraksi otot uterus semakin cepat, hal ini menyebabkan bayi yang masih berhubungan dengan plasenta, terdorong keluar melewati vagina. Kontraksi uterus masih berlanjut sampai plasenta terperas keluar. Setelah melahirkan, prolaktin menyebabkan keluarnya AS. Estrogen dan progesteron juga mempengaruhi pertumbuhan kelenjar susu menghasilkan air susu.

2. MEKANISME LAKTASI (MENYESUI)

Mekanisme laktasi atau menyusui dipengaruhi oleh tiga refleks maternal yang utama yaitu : Prolaktin, ereksi nipple dan refleks let down (Bobak, 2000)

1. Prolaktin
Prolaktin ialah suatu hormon peptide yang diproduksi oleh pituitari anterior. Prolaktin merupakan hormon kunci untuk menginisiasi dan mempertahankan sekresi ASI. Adanya reseptor pada puting susu, apabila dirangsang dengan isapan bayi akan menimbulkan impuls yang dikirim ke nervus vagus dan dilanjutkan ke hypotalamus. Hipotalamus merangsang pituitari anterior untuk mengeluarkan prolaktin yang menyebabkan produksi ASI oleh alveoli mammae (Bobak, 2000). Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung.

2. Ereksi Nipple
Stimulus pada puting susu yang disebabkan oleh isapan mulut bayi menimbulkan ereksi nipple. Stimulus membuat puting susu lebih menonjol. Refleks ereksi nipple membantu dalam propulsion (dorongan) air susu keluar melalui sinus-sinus laktiferus kearah lubang puting susu.



3. Let Down
Pancaran air susu dari alveoli dan aliran air susu terjadi sebagai hasil pancaran air susu atau disebut refleks let down. Timbulnya stimulus isapan pada hipothalamus akan meningkatkan pengeluaran oksitosin dari pituitari posterior. Kontraksi dari sel-sel muscleike (seperti otot) ini menyebabkan air susu terdorong melalui sistem saluran dan masuk ke sinus-sinus laktiferus dan memungkinkan bayi untuk menyusui.
Tanda keberhasilan let down gampang dikenal dengan pemberian ASI. Refleks let down adalah karakteristik dengan adanya perasaan sensasi yang menimbulkan perasaan adanya tarikan atau memeras dari dalam. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah jika ibu melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sebaliknya faktor-faktor yang dapat menghambat refleks let down adalah stres, seperti keadaan bingung (pikiran kacau, takut, cemas). Keadaan emosi dan psikologik ibu mempengaruhi sikap ibu dalam menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar